Senin, 01 Oktober 2012

Model Komunikasi menurut: Wilbur Schramm


Wilbur Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi, yang dianggap interaksi dua individu. Model pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver. Dalam modelnya yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Di sini kita melihat umpan balik dan lingkaran yang berkelanjutan untuk bebagi informasi.

Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan 3 unsur:

Sumber (source)
  Seorang individu (berbicara, menulis, menggambar, memberi isyarat) atau organisasi seperti (surat kabar, penerbit, stasiun televisi, atau studio film)
Pesan (message)
  Dapat berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara di udara, impuls dalam arus listrik, lambaian tangan, bendera di udara, atau setiap tanda yang dapat ditafsirkan.
Sasaran (destination)

 Seorang individu yang mendengarkan, menonton atau membaca; atau anggota suatu kelompok, seperti diskusi, khalayak pendengar ceramah, kumpulanpenonton sepakbola, atau anggota khalayak media masaa.







  Schramm berpendapat, meskipun dalam komunikasi lewat radio atau telepon enkoder dapat berupa mikrofon dan dekoder adalah earphone, dalam komunikasi manusia, sumber dan enkoderadalah satu orang, sedangkan dekoder dan sasaran adalah seorang lainnya, dan sinyalnya adalah bahasa. Untuk menuntaskan suatu tindakan komunikasi (communication act), suatu pesan harus disandi-balik.
  Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi-balik pesan, berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing. Bila kedua lingkaran memiliki wilayah bersama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin besar wilayah tersebut, semakin miriplah bidang pengalaman (field of experience) yang dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi.
  Bila kedua lingkaran itu tidak bertemu-artinya bila tidak ada pengalaman bersama-maka komunikasi tidak mungkin berlangsung. Bila wilayah yang berimpit itu kecil-artinya bila pengalaman sumber dan pengalaman sasaran sangat jauh berbeda-maka sangat sulit untuk menyampaikan makna dari seseorang kepada orang lainnya.
  Maka, bila kita tidak pernah belajar bahasa Rusia, kita tidak dapat menyandi ataupun menyandi-balik dalam bahasa tersebut. Seorang anggota suatu suku Afrika yang tidak pernah melihat sebuah pesawat terbang, ia hanya dapat menafsirkan pesawat yang terbang di atasnya berdasarkan pengalaman apapun yang ia miliki. Pesawat itu mungkin dianggapnya seekor burung. 
 Menurut Schramm, seperti ditunjukan model kegiatannya,jelas bahwa setiap orang dalam proses komunikasi adalah sekaligus sebagai enkoder dan dekoder. Kita secara konstan menyandibalik tanda-tanda dari lingkungan kita,menafsirkan tanda-tanda tersebut, menyandi sesuatu sebagai hasilnya. Tegasnya,anda menerima dan juga menyampaikan pesan. Makna yang anda hasilkan dari penyandianbalik (penafsiran) yang anda lakukan akan membuat anda menyandi. Misalnya begitu anda mendengar teriakanApi”, anda mungkin akan segera berteriaktolong!” apa yang akan anda sandi bergantung pada pilihan anda atas berbagai respons yang tersedia dalam situasi tersebut dan berhubungan dengan makna tadi.
Proses kembali dalam model diatas dsebut umpan balik (feedback), yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi, karena hal itu memberitahu kita bagaimana pesan kita ditafsirkan,baik dalam bentuk kata-kata sebagai jawaban, anggukan kepala,gelengan kepala,kening berkerut,menguap,wajah yang melengos, dan sebagainya. Begitu juga surat pembaca kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang ditulis surat kabar tersebut, ataupun tepuk tangan khalayak yang mendengarkan ceramah. Namun menurut Schramm, umpan balik juga dapat berasal dari pesan kita sendiri, misalnya kesalahan ucapan atau kesalahan tulisan yang kemudian kita perbaiki.


Source:

 Buku Ilmu Komunikasi Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.



1 komentar: